Awas! Inilah 3 Sebab Kegagalan Ibu MengASIhi

Posting Komentar
Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

“Kalau yang enggak pernah tahu Arsa sama Hiro bayi, pasti mikirnya ini anak-anak enggak pernah gemuk. Padahal waktu bayi, semua anaknya Bunda tuh bulet semua, ya kayak Kia ginilah.” ujar Mpok Dijah.

“Iya, Emang ASInya Bunda itu bagus. Walaupun dulu kerja juga, tetap cukup banget buat anak-anak,” kata Mpok Mimin.

“MasyaAllah, Alhamdulillah ... aamiin, insyaAllah berkah dan cukup buat anak-anak ya, Mpok,” jawab saya.

Itulah percakapan di pagi hari, ketika para tetangga melihat penampilan Kia terkini. Sampai ada yang bertanya juga ke saya, apa sih kunci suksesnya biar bisa mengASIhi anak-anak, baik saat masih bekerja hingga kini sudah di rumah? Waktu pertanyaan itu muncul, saya belum yakin dengan jawaban saya. Makanya saya perlu beberapa referensi dan waktu untuk menjawabnya. Akhirnya kini, saya sudah berani menjawab pertanyaan tersebut. Semoga jawaban saya ini bisa menjadi solusi dari kegundahan para ibu pejuang ASI.

Perjuangan menjadi seorang ibu tidak berhenti di proses melahirkan saja, tetapi proses menyusui atau mengASIhi juga butuh perjuangan. Apalagi buat para ibu baru yang belum pernah memiliki pengalaman sama sekali soal menyusui. Maka ketika proses menyusui itu dilalui, kemungkinan timbul berbagai masalah bisa saja terjadi. Apabila masalah-masalah ini tidak bisa diatasi dengan baik, maka bisa menjadi penyebab kegagalan ibu dalam MengASIhi. Memang apa saja sih penyebab kegagalan itu? Silakan ikutin terus penuturan saya ya, sahabat.


Gambar: pixabay
Sudah mulai banyak yang mengetahui kalau ASI itu adalah makanan terbaik bagi bayi. Namun, belum banyak yang paham bagaimana cara mengASIhi bayi dengan cinta, bahagia, dan rileks. Sebab, jika pengetahuan tentang mengASIhi tidak diketahui secara utuh, maka bisa saja ibu akan terjebak dalam masalah yang akhirnya membuat proses menyusui itu gagal. Dilansir dari medcom.id (05/08/2019), dalam proses menyusui seorang ibu akan mengalami beragam hambatan. Salah satunya ketika ASI-nya hanya keluar sedikit, bahkan tidak keluar, disebut ASI gagal. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya ketahuilah penyebabnya terlebih dahulu.

Seorang Satuan Tugas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr. Wiyarni Pambudi, SP.A mengatakan, “Menyusui itu perlu persiapan. Untuk bayi, menyusu pada ibu itu sudah insting. Tapi untuk ibu, menyusui itu skill, jadi membutuhkan sebuah ilmu.”

Dari pernyataan dr. Wiyarni-lah, akhirnya saya mencoba mencari masalah-masalah yang biasa terjadi ketika menyusui. Mungkin saja, masalah-masalah inilah yang menjadi penyebab kegagalan dalam mengASIhi. Sebab pertama, payudara bengkak, kemudian puting susu nyeri, lecet, dan berdarah. Iya, inilah masalah pertama yang sering kali muncul di awal-awal proses menyusui. Masalah ini juga pernah saya alami dan jujur saja, rasanya saya ingin menyerah untuk mengASIhi. Lalu apa yang perlu dilakukan agar tidak menyerah?

Penting perlu diingat oleh ibu baru yang belum berpengalaman menyusui adalah apapun yang terjadi pada diri kita, dari mulai hamil, melahirkan, dan menyusui itu membutuhkan sebuah proses. Dalam proses itu tentu saja ada perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh kita. Maka, sudah pasti banyak hal baru dan tantangan yang akan terjadi, sehingga akan membuat kita merasa tidak nyaman. Mulai dari mual, sakit punggung hingga pinggang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hal pertama yang harus diterima dulu adalah proses perubahan yang terjadi pada tubuh kita tadi. Jika, kita sudah menerima dengan hati yang tenang setiap perubahan tersebut, maka jika ada masalah seperti payudara bengkak, kemudian puting susu nyeri, lecet, dan berdarah, kita akan segera bisa mencari jalan keluarnya.
Gambar: pixabay
Penyebab payudara bengkak, kemudian puting susu nyeri, lecet, dan berdarah adalah karena kita belum mengetahui cara menyusui yang baik dan benar. Dirilis dari almanhaj.or.id (tahun 2007), dr. Avie Andriyani mengatakan, puting lecet biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan teknik menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi. Letak menyusui yang baik dan benar adalah bibir bayi menutup areola, sehingga tidak nampak dari luar. Puting berada di atas lidah bayi, sementara areola di antara gusi atas dan bawah. Kemudian setelah selesai menyusui, untuk melepaskan hisapan bayi cobalah tekan dagu bayi atau pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi.

Saat puting nyeri, lecet, dan berdarah, diajurkan untuk tetap menyusui buah hati, namun mulailah dari puting yang tidak sakit atau terlalu sakit dahulu. Kemudian hindari tekanan lokal pada puting yang sakit dengan cara merubah-rubah posisi menyusui hingga menemukan posisi yang tepat dan nyaman. Untuk frekuensi dan lamanya prose menyusui bisa dilakukan secara bertahap, melihat kondisi puting yang sakit. Sementara untuk menghindari payudara bengkak adalah segera susui bayi sejak bayi dilahirkan. Kemudian, susukan bayi tanpa jadwal (sesuka bayi saja). Bisa juga berikan kompres air hangat dan dingin untuk mengurangi sakitnya. Lalu, keluarkan ASI dengan memompa, baik dengan tangan ataupun alat bantu pompa.
Gambar: pixabay

Kemudian masalah kedua yang sering terjadi adalah bayi terus menangis dan ASI sedikit, kurang, atau tidak cukup. Masih banyak kaum ibu yang menduga kalau ASI-nya tidak cukup, sedikit, atau kurang diukur dengan bayinya yang sering menangis. Apalagi bayinya terlihat selalu ingin menyusu pada ibunya, padahal payudara ibunya sudah terasa kosong atau lembek. Penyebab kegagal MengASIhi kedua ini juga sempat terjadi pada saya. Namun, kali ini saya langsung berusaha mencari solusinya.

Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan pengasuh utamanya (ibunya), sehingga ketika bayi sering menangis pasti ada penyebabnya. Penyebabnya tidak selalu karena ASI yang kurang atau sedikit, namun bisa saja karena bayi buang air kecil atau besar, ketakutan, ingin diperhatikan, bosan, tidak nyaman dengan kondisi cuaca, atau sakit. Jadi, jangan langsung menyimpulkan kalau sering menangis pasti karena ASI kita kurang atau sedikit. Menilai kecukupan ASI, tidak dinilai dari hal itu. Bila kebutuhan ASI tercukupi maka akan ada tingkat kenaikan berat badan selama 6 bulan pertama usia bayi. Untuk mengetahui tingkat kenaikan berat badan ini, kita perlu membaca grafik di Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kalau enggan bisa berkonsultasi dengan bidan maupun dokter anak.

Gambar: pixabay

Masalah ketiga yang sering terjadi adalah salah dalam memilih alat bantu dalam proses menyusui. Penyebab kegagalan MengASIhi adalah karena menggunakan dot sebagai alat bantu dalam proses menyusui. Diambil dari sumber republika.co.id (12/09/2013), pakar laktasi internasional bernama Jack Newman MD FRCPC berpendapat, pemberian ASI melalui dot dapat menurunkan keinginan untuk menyusu dari puting ibunya. “Bayi yang menyusu dengan bantuan dot atau puting tiruan akan merasa asing dengan puting ibunya,” ujarnya.

Fenomena tersebut populer dengan istilah bingung puting. Bingung puting ditandai dengan kondisi bayi menolak payudara, menangis, mengamuk, mendorong payudara, serta bayi tidak mau menghisap, dan segera melepaskan puting susu ibu. Kondisi ini sering terjadi di Indonesia. Menurut sumber republika.co.id (12/09/2013), disepanjang tahun 2012, Ketua Asosiasi Konsultan Laktasi Internasional Indonesia dr Asti Praborini SpA IBCLC menemukan ada 58 kasus bingung puting di tempat praktiknya di RSIA Kemang Medical Care. Namun saat ini beliau berpraktik di RS Permata, Depok.

Penggunaan dot sebagai bantuan pemberian ASI saat ibu bekerja akan memicu produktivitas ASI menurun. Sehingga bisa menjadi salah satu kegagalan dalam mengASIhi. Dikutip dari antarasidailycare.co.id (09/07/2019),  beliau menyampaikan, “Penggunaan dot atau empeng dapat menimbulkan bingung puting, yaitu bayi tidak mau menyusu lagi ke payudara ibu karena mekanisme hisapan yang berbeda antara mengisap dot dan memerah payudara. Hal ini juga yang menyebabkan produksi ASI ibu lambat laun akan menurun akibat tidak efektifnya isapan bayi ke payudara setelah bayi mengenal dot.”

Oleh sebab itu, sebaiknya alat bantu dalam pemberian ASI ketika ibu bekerja bisa menggunakan gelas kecil atau gelas sloki, sendok, dan pipet. Memang sangat diperlukan dukungan juga dari orang-orang terdekat dalam menjalani proses mengASIhi ini, agar bisa berhasil. Sangat dibutuhkan perhatian, pengawasan, serta dukungan dalam hal mengASIhi ini di dua pekan pertama sesudah melahirkan. Hal ini menjadi penting, sebab banyak masalah yang berhubungan dengan menyusui akan dapat dideteksi secara dini. Sehingga proses pencegahan dan penanggulangannya pun bisa segera diberikan. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi penyebab terjadinya kegagalan mengASIhi. Harapannya, dengan mengetahui masalah-masalah yang biasa terjadi lebih awal, akan membuat para ibu pejuang ASI tidak lagi panik dan bisa menghadapi setiap masalah dengan baik.

Memang faktor pendukung dari orang sekitar mempengaruhi, namun faktor terbesar kesuksesan mengASIhi terletak pada diri ibunya sendiri. Baik dari segi fisik, emosi, pilihan, dan persiapan ibunya-lah yang akan menentukan keberhasilan proses mengASIhi. Maka dari itu memang sangat penting untuk memiliki skill saat proses mengASIhi berlangsung. Skill ini tentu saja didapatkan dari belajar dan pengalaman, sekaligus tekad yang kuat. Jika skill terasah dengan baik, maka keberhasilan dalam mengASIhi pun akan tinggi.

Itulah 3 sebab proses mengASIhi bisa gagal. Semoga dengan adanya tulisan ini para ibu pejuang ASI tidak menyerah dalam berjuang. Sebab akhirnya kita tahu dalam proses perjuangan ini kita tidak sendirian. Silakan berikan tanggapannya di kolom komentar ya, sahabat. Terima kasih.

Baca juga:

lithaetr
Seorang IRT yang ingin berbagi sepenggal kenangan dan kisah berharganya, agar dapat menjadi pelajaran dan manfaat bagi sesama. Saat ini masih terus belajar menjadi penulis dan pemerhati anak. Jika ingin mengajak penulis bekerjasama silakan saja hubungi via email ke lithaetr@gmail.com atau ke WhatsApp http://wa.me/628161977335.

Related Posts

Posting Komentar