8 Cara Berinteraksi dengan Difabel

8 Cara Berinteraksi dengan Difabel

Ini Dia Kontennya,

 

cara berinteraksi dengan difabel


Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle, parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

Ingin belajar tentang kesehatan mental, mengetahui tentang disabilitas dan difabel, serta belajar bahasa isyarat membuat saya bergabung di Bootcamp Duta Inklusif 2022. Salah satu program dari Ibu Profesional untuk mengambil peran untuk perempuan Indonesia secara luas.

Bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang inklusif bagi perempuan Indonesia dengan berbagai latar belakang. Perempuan mendukung perempuan lain bersama komunitas. Mungkin sebagian besar sahabat tahu kalau inklusif erat dikaitkan dengan teman-teman disabiltas dan difabel.

Namun, pembelajaran di Bootcamp Duta Inklusif 2022 cakupannya lebih luas. Sebab, gerakan ibu inklusif yang diinisiasi oleh Ibu Profesional ini mendukung para wanita yang biasanya sering dipandang sebelah mata di masyarakat seperti wanita yang sudah cukup usia tapi belum menikah, wanita yang sudah lama menikah tapi belum diberikan keturunan, wanita yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dan teman-teman disabilitas dan difabel.

Di tulisan kali ini saya akan mencoba berbagi ilmu dari Bootcamp Duta Inklusif 2022 tentang beberapa cara berinteraksi dengan difabel. Buat sahabat yang penasaran, silakan melanjutkan membacanya di sini, ya.

Sekilas perbedaan antara difabel dan disabilitas

Sebelum berbicara jauh tentang bagaimana cara berinteraksi dengan difabel yang baik, ada bagusnya kalau kita mengetahui sekilas perbedaan antara difabel dan disabilitas. Berdasarkan sumber kompas.com (30/8/2021), Difabel merupakan kata dari bahasa Inggris different ability yang berarti kemampuan berbeda.

Kata ini didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan menjalankan aktivitas hariannya berbeda dari orang kebanyakan, tapi belum tentu diartikan sebagai orang cacat atau disabled. Sedangkan disabilitas atau disability memiliki arti kehilangan kemampuan atau cacat.

Istilah disabilitas biasanya digabungkan dengan kata penyandang. Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mendapat kesulitan atau hambatan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.

Akan tetapi kalau merujuk kepada arti dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, disabilitas itu adalah keadaan (seperti sakit atau cedera) yang merusak atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang.

Adapun arti disabilitas berikutnya adalah keadaan tidak mampu melakukan hal-hal dengan cara biasa. Sementara difabel adalah penyandang cacat. Kalau mengambil kesimpulan dari KBBI daring, maka difabel adalah bahasa halusnya bagi penyandang disabilitas.

Semoga sahabat Lithaetr, bisa memahami ya. Saya pun masih perlu banyak belajar terkait disabilitas dan difabel ini. Mari kita sama-sama belajar dan memberikan dukungan positif kepada teman-teman difabel.

 

Jenis-jenis disabilitas

jenis jenis disabilitas


Setelah kita mengetahui sekilas perbedaan tentang disabilitas dan difabel, pelajaran yang sama dapatkan dari Bootcamp Duta Inklusif 2022 berikutnya adalah mengetahui jenis-jenis disabilitas. Apa sajakah itu? Inilah jenis-jenis disabilitas yang perlu diketahui,

1. Disabilitas Tuli

Disabilitas tuli ini terbagi 2 kelompok, yaitu tulis sejak lahir dan gangguan akibat faktor usia, penyakit, atau gangguan lainnya.

 

2. Disabilitas Netra

Sama dengan disabilitas tuli, disabilitas netra juga dibagi 2 kelompok, yaitu buta total (blind) dan disabilitas netra ringan (low vision).

 

3. Disabilitas Wicara

Disabilitas wicara adalah gangguan berbicara. Kelompok tuli sejak lahir, biasanya juga tuna wicara.

 

4. Disabilitas Fisik (Daksa)

Disabilitas fisik atau daksa memiliki gangguan mobilitas pada bagian tubuh sejak lahir atau gangguan penyakit, usia, dan kecelakaan.

 

5. Disabilitas Intelektual (Mental)

Disabilitas ini memiliki gangguan fungsi intelektual dan perilaku adaptif.

 

Itulah beberapa jenis disabilitas yang perlu kita ketahui. Kemudian bagaimana car akita berinteraksi dengan para difabel tersebut? Menurut seorang bloger yang juga difabel HOH, HOH ini adalah istilah bagi disabilitas tuli ringan atau sedang, Mbak Widi Utami ada 8 cara berinteraksi dengan difabel, agar para difabel nyaman.

 

Cara-cara berinteraksi dengan difabel

cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas


Inilah 8 cara berinteraksi yang baik dengan difabel,

1. Gunakan kata difabel

Saat berinteraksi dengan para penyandang disabilitas bisa gunakan kata difabel. Jangan menyebut para difabel dengan orang tidak sehat, orang cacat, untuk difabel HOH disebut budeg, dan lain sebagainya.

 

2. Sebut orang yang bukan penyandang disabilitas sebagai non difabel

Hampir sama dengan poin pertama. Saat menyebut orang yang bukan penyandang disabilitas jangan orang normal, orang sehat, dan lain sebagainya. Akan tetapi sebutlah sebagai orang non difabel.

 

3. Tidak bertanya kenapa

Jangan bertanya kenapa atau sejak kapan kepada difabel, tentang disabilitasnya, kecuali teman difabel tersebut berkenan bercerita. Mengapa? Sebab, pertanyaan seperti itu bisa menjadi pemicu luka batin serta mental teman difabel.

 

4. Bertanya saat ingin menawarkan bantuan

Jika kita ingin membantu teman difabel ada baiknya bertanya terlebih dahulu. Kenali prinsip ADA. Apakah butuh bantuan dan bagaimana cara membantu yang diharapkan?

 

5. Hindari memuji dengan menyebut ‘meskipun difabel, …’

Kalau mau memuji, pujilah saja pencapaiannya. Contoh seperti Mbak Widi Utami (Mbak Widi) yang mendalami menulis dan nge-blog, maka pujilah, Mbak Widi memang jago nge-blog-nya.

 

6. Pastikan posisi mata sejajar, terutama untuk teman difabel daksa

Saat hendak berinteraksi ada baiknya memposisikan diri sejajar, khususnya mata dengan lawan bicara, terutama bagi teman-teman difabel daksa. Mendapatkan interaksi yang memposisikan posisi mata sejajar membuat mereka lebih nyaman.

 

7. Enggak usah ngerjain dengan memisahkan alat bantu

Sikap iseng yang sangat tidak lucu bagi para teman difabel adalah ketika alat bantu mereka diumpetin atau dipisahkan dengan sengaja dari mereka. Sikap seperti ini sangat tidak sopan dan tidak menghargai orang lain.

 

8. Jangan iseng dengan nge-test tentang kondisi teman difabel

Rasa penasaran serta iseng yang tidak penting berikutnya adalah nge-test soal ‘beneran enggak sih, dia itu difabel’. Ini realita bukan film mata-mata yang butuh menyamar. Jadilah berikan rasa empati kita kepada teman difabel.

 

Demikianlah 8 cara berinteraksi dengan difabel yang baik, menurut Mbak Widi Utami. Bagaimana sahabat Lithaetr, bisa segera kita lakukan kan, kalau berjumpa dengan teman difabel? Silakan berikan komentar di kolom komentar, ya. Terima kasih.

trlitha11 (lithaetr)
Hai, saya IRT yang hobinya nulis dan senang berbagi ilmu. Ingin mengajak saya bekerjasama, silakan kirimkan saja email ke trlitha11@gmail.com atau whatsapp ke http://wa.me/628161977335

Related Posts

18 komentar

  1. Jadi semakin tahu, jangan menyebut orang normal tapi non difabel.. memuji tapi jangan dikaitkan dengan difabelnya... jangan menanyakan mengapa menjadi difabel.... dan masih ada 5 lainnya thanks utk sharingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga kakak, sudah berkenan mau mampir ke tulisan sederhana ini

      Hapus
  2. Difabel sebagai bagian dari perhatian semua pihak agar peka dan perhatian bersama karena mereka memiliki hak yang aama

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul kakak, setiap teman difabel, memiliki hak yang sama.

      Hapus
  3. betul banget kak, terima kasih tipsnya, difabel juga mempunyai perasaan yang harus dihargai

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul kakak, semua manusia pasti ingin dihargai, termasuk teman difabel

      Hapus
  4. Prinsip ADA itu maksudnya gimana ya mbak? Saya juga kadang maju mundur mau kasih bantuan buat kaum difabel ini, kalau sudah kenal sih langsung aja bantu, tapi kalau belum kenal, takutnya malah membuat tersinggung

    BalasHapus
    Balasan
    1. ADA itu Ask Don't Assume. Sebaiknya sebelum membantu, takut, sungkan, dll, tanyakan dulu saja apakah perlu dibantu dan ingin bantuan seperti apa. Ranyakan dulu jangan menggunakan asumsi

      Hapus
  5. Saya tidak pernah memikirkan perbedaan difabel dan disabilitas. Saya kira keduanya sama. Ternyata beda ya.
    Kalau berinteraksi dengan difabel, biasanya saya lakuka senatural mungkin. Kalau masalah pendengaran ya bicaranya pelan dan siap mengulang. Yang penting tetap tulus padanya, maka pesan akan tersampaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa juga menggunakan bahasa isyarat kakak. Memang harus berkomunikasi secara tepat sih, dengan teman-teman difabel ini

      Hapus
  6. Ilmu bermanfaat mbak soalnya orang difabel di tempatku selalu di jauhi entah kenapa alasan tersebut, dengan ini jadi lebih tau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, padahal kalau bisa berinteraksi dan berkomunikasi akan lebih baik, lo. Semoga dengan tulisan ini bisa membuat Kak Dar, mau memulai interaksi dengan teman difabel tersebut

      Hapus
  7. thanks for sharing kak, aku jadi tahu etika bersosialisasi dengan difabel. honstely aku pengen banget bisa bahasa isyarat, mempermudah komunikasi nantinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata memang seru lo, kak, belajar bahasa isyarat itu. Semoga nanti kalau ada kegiatan seperti ini kakak bisa ikutan ya

      Hapus
  8. jadi lebih tahu nih tentang disabilitas dan difabel, juga cara berinteraksi dengan mereka.
    kita memang harus lebih menghargai keberadaan mereka dan memperhatikan mereka juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soalnya teman-teman difabel ini tetap memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Jadilah mereka juga boleh menikmati fasilitas umum yang ada

      Hapus
  9. Betul banget, kita harus bisa menghargai orang difable ya, berinteraksi dengannya harus menjaga perasaannya juga pastinya. Makasih sharingnya Mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga telah berkenan membaca dan meninggalkan jejak positifnya, kakak

      Hapus

Posting Komentar