3 Tanggung Jawab sebagai Orang Tua Generasi Digital

3 Tanggung Jawab sebagai Orang Tua Generasi Digital


tanggung jawab orang tua
Design by canva


Daftar isi:
1] Curhatan ala lithaetr tentang pengasuhan anak di era digital
2] Fenomena tentang pengasuhan anak di era digital
2] Tanggung Jawab sebagai Orang Tua Generasi Digital



Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea). 


"Bun, ini hari apa?" tanya Hiro
"Sabtu," jawab saya
"Demas, boleh pinjam handphone?" tanya Hiro


Itulah keadaan keluarga kami saat akhir pekan. Memang kami belum menerapkan sepenuhnya untuk 'No Gadget No TV', tapi kami sebisa mungkin mengurangi screen time buat anak-anak. Sebab, kami sudah mengetahui bahaya apa saja yang menghantui anak-anak, jika tidak ada pengawasan dan pembatasan dalam penggunaan gadget, baik itu telepon seluler dan televisi. Kami (saya dan suami) mengakui belum bisa sepenuhnya lepas dari gadget, karena ada beberapa hal yang kami perlukan dari internet, contohnya mencari ide permainan untuk anak-anak atau membacakan buku dengan buku elektronik.


Menurut kami, selama kami menggunakan internet dengan bijak, anak-anak juga akan tahu bagaimana cara berselancar di dunia maya dengan semestinya. Kami paham kalau anak-anak adalah peniru ulung, oleh sebab itu kami contohkan bagaimana berselancar di dunia maya yang baik dan benar kepada mereka, agar kelak saat mereka sudah bisa dilepas, anak-anak tahu cara berselancar di dunia maya.


Hal tersebut senada dengan pendapat dari penulis Andri Priyatna, yang menulis buku 'Parenting di Dunia Digital'. Ia mengatakan, orang tua memiliki pengaruh penting dalam mengurangi perilaku berisiko anak-anak saat menggunakan teknologi. Menurutnya ada 3 poin penting yang bisa orang tua lakukan saat mengambil manfaat dari komunikasi elektronik, 


1] Orang tua harus tetap bertindak sebagai pemberi pengaruh utama dalam kehidupan anak-anak, dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keluarga yang menyenangkan;


2] Mendidik diri kita sebagai orang tua, untuk mengetahui perkembangan teknologi dan tren yang sedang terjadi saat ini, sehingga orang tua bisa menerapkan aturan dan pembatasan yang tepat seputar penggunaan teknologi;


3] Gunakan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan anak-anak atau demi kepentingan perkembangan anak dan kehidupan keluarga secara keseluruhan. 


Namun benarkah kita, sebagai orang tua, sudah menerapkan 3 poin tersebut? Yuk, tetap simak ulasan selanjutnya di sini.


Kita percaya bahwa tugas-tugas parenting itu sejak dulu selalu menjadi pekerjaan yang sulit bagi setiap orang tua dan sekarang, mungkin lebih sulit lagi. Tak jarang orang tua mengandalkan gawai saat mengasuh anak-anak, khususnya yang masih balita, terutama ketika mereka menangis.


Fenomena itulah yang akhirnya membuat mbak Kiki Barkiah (Kiki), seorang penulis buku-buku parenting islami, menerapkan prinsip 3P untuk anak-anak, khususnya bagi anak usia balita. Ia menyampaikan, "Saat ini sungguh sangat memprihatinkan ketika orang tua bangga jika ananda yang masih balita sudah pandai dalam menggunakan gadget, padahal masa-masa itu adalah masa emas kita sebagai orang tua, untuk mendidik anak secara penuh dengan cara menjadi sahabat bagi anak-anak. Kita perlu untuk selalu menerapkan prinsip 3P (penerimaan, penghargaan, pujian) ke anak-anak."


Ia mengingatkan, untuk anak usia kurang dari 2 tahun, sebaiknya orang tua tidak menggunakan televisi ataupun gawai dalam mendidiknya. Sekalipun itu untuk alasan mengedukasi anak. Sebab di usia tersebut, otak anak-anak berkembang sangat pesat dan stimulasi motorik dapat mempengaruhi perkembangan otak. Hal tersebut dikarenakan gambar visual yang ditampilkan di televisi atau gawai menggambarkan benda nyata.


Jadi, ia menegaskan, sebaiknya orang tuanya-lah yang memperkenalkan benda-benda tersebut secara langsung. Caranya, dengan membiarkan anak-anak memegang dan merasakan benda-benda tersebut. Hal itu dimaksudkan agar merangsang kemampuan motorik anak-anak.


Barulah nanti setelah anak berusia 2 tahun, dia akan mengetahui kalau gambar visual yang ditontonnya itu sama dengan yang ada di dunia nyata. Kiki meneruskan, anak di bawah usia 1 tahun sebetulnya sangat tertarik dengan suara dan perhatian dari orang tuanya dibandingkan dengan mainan ataupun video-video yang ada di gawai. Hal itu dikarenakan di tahun pertama dalam kehidupan anak adalah masa dimana ia membangun kepercayaan diri pada dunianya.


Oleh karena itu, sekali lagi peran orang tua dalam mendidik anak, sangat diperlukan. Lalu pertanyaannya kapan anak mulai boleh memegang ponsel? Inilah jawaban dari versi Kiki Barkiah,


Ia mengemukakan, dalam penggunaan gawai tidak perlu diberikan untuk anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Lalu, miliki-lah peraturan yang jelas kepada anak dengan manajemen gawai yang baik dari segi konten maupun waktu. Kemudian, waspadai konten yang tidak diperuntukkan bagi anak-anak, dengan cara didampingi dan menonton bersama.


Akan tetapi, Kiki menganjurkan, agar orang tua bisa bermain dan belajar bersama anak-anak. Bermain dengan cara yang tidak terstruktur lebih berharga daripada paparan media elektronik. Bermain itu penting, karena bermain bersama orang dewasa maupun bermain mandiri, dapat merangsang kreativitas anak. Nah, itulah sarana belajar anak untuk dapat berpikir kreatif, berusaha dalam memecahkan masalah, dan menyelesaikan tugas dengan baik.


Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita setidaknya bisa mengambil kesimpulan bahwa ada tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak-anaknya, khususnya generasi digital yaitu, 


1] Memberikan pijakan pada anak

tanggung jawab orang tua memberikan pijakan


Kita sebagai orang tua perlu memberikan pijakan pada anak terkait masalah gadget (gawai ataupun televisi). Baik itu dalam memberikan pengetahuan soal fungsi gadget dan peraturan penggunaannya. Intinya orang tua-lah yang menjadi contoh dalam menggunakan media elektronik bagi anak-anak.


2] Selalu menjaga komunikasi dengan anak

tanggung jawab orang tua menjaga komunikasi


Maksudnya poin nomor 2 adalah jadikan kita, sebagai orang tua, menjadi orang pertama kali untuk tempat bertanya dan bercerita untuk anak sejak dini, sehingga kita bisa menyelami dunia mereka dan tetap mengontrol dengan pengawasan penuh, walaupun tetap menggunakan gaya pendekatan yang nyaman bagi anak.


3] Memiliki kontrol penuh terhadap pengguna media elektronik yang digunakan anak

tanggung jawab orang tua memiliki kontrol penuh


Sebagai orang tua, kita perlu memiliki kontrol penuh terhadap penggunaan media elektronik yang digunakan anak. Salah satunya dengan ikut serta dalam kegiatan menontonnya, berselancar dunia maya-nya, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya mengapa orang tua perlu menjaga komunikasi dengan anak.


Itulah 3 tanggung jawab sebagai orang tua generasi digital. Yang perlu diingat adalah anak-anak itu adalah titipan dan nanti kita, sebagai orang tua, akan diminta pertanggung jawaban terhadap amanah menjaga titipan tersebut.


Saya yakin, sahabat semua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Tantangan yang kita hadapi saat ini luar biasa, oleh karena itu mari kita berpegangan tangan dalam memberikan pendidikan terbaik bagi mereka.


Sumber referensi:

trlitha11 (lithaetr)
Hai, saya IRT yang hobinya nulis dan senang berbagi ilmu. Ingin mengajak saya bekerjasama, silakan kirimkan saja email ke trlitha11@gmail.com atau whatsapp ke http://wa.me/628161977335

Related Posts

30 komentar

  1. Nah susah juga yg mengontrol tentang Gadget ini ,tp se maksimal mungkin orang tua harus mengontrol penuh untuk elektronik buat sang anak sendiri ya.. makasi info nya gan sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak, kita sebagai orang tua yang harus mengontrol masalah gadget ini. Jangan sampai membawa kekecewaan di kemudian hari

      Hapus
  2. Duh yang terakhir berat kak, anak-anak saya punya password masing-masing untuk gadgetnya hahaha. Kalau ibunya masih dikasih kalau saya yg minta gak dikasih paswordnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setidaknya ada pengawasan dari orang tua kakak. Semoga kita dimudahkan dalam mendidik anak-anak menjadi generasi yang berakhlak mulia ya, kak, aamiin

      Hapus
  3. Saya sepakat dgn poin" yg dijabarkan, terlebih lagi lingkungan di era serba digital ini sudah tidak hanya terbatas di lingkungan masyarakat atau skolah saja, tapi memang sudah lintas daerah bahkan negara karena adanya sosial media. Setuju kalau ortu harus punya kontrol ke perangkat elektronik anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, kak. Sudah berkenan mampir dan memberikan jejak kepada tulisan sederhana ini

      Hapus
  4. Saya memang belum mempunyai anak. Tapi setidaknya dengan membaca artikel ini saya bisa sedikit membantu peran orangtua dalam mengasuh dan mendidik adik-adik saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, akan sangat luar biasa kalau kakaknya ikut membantu dalam kesuksesan pendidikan adiknya. Mantap

      Hapus
  5. Kita tidak bisa memisahkan gadget dari kehidupan masa kini. Saya merasa kesalahan terbesar orangtua justru pada usaha memisahkan anak dari gadget.

    Mereka jadi seperti diajar untuk hidup di zaman sebelumnya dan bukan menerima kondisi zaman dimana mereka akan jalani. Kita seperti menarik anak ke masa lalu, dimana kita tinggal dan bukan berbaur dengan kondisi saat ini dan yang akan terus terjadi di masa datang.

    Gadget hanyalah sebuah benda. Yang pasti akan dibutuhkan untuk menjalani kehidupan di era digital. Tidak bisa dipaksakan untuk dipisahkan dari seseorang.

    Belajar dari pengalaman membesarkan anak yang sekarang sudah remaja, ketika kita bisa memberi pengertian dan arahan tentang benda tersebut, fungsi, dan bagaimana memanfaatkannya, mereka suatu waktu akan paham.

    Tentu ada saat dimana mereka terlalu tenggelam dalam gadget mereka, dan disanalah fungsi orangtua untuk tidak capek dan berulangkali mengingatkan tentang apa itu gadget, fungsi, dan maknanya bagi manusia.

    Jujur saja, saya bukan penggemar berbagai buku teori parenting karena bagaimanapun setiap anak pasti berbeda. Isinya akan terkesan "benar", tetapi kenyataannya tidak ada buku yang bisa merangkum semua jenis anak. Terpengaruh oleh buku parenting kerap mendorong orangtua memaksakan pemikiran orang lain yang dibangun berdasarkan kondisi yang berbeda kepada anak yang berbeda.

    Orangtua harus mau belajar dan mengamati perkembangan anaknya sendiri dan kemudian memutuskan langkah terbaik berdasarkan apa yang menurutnya terbaik untuk menghadapi masa depan dan bukan berusaha menariknya ke masa lalu, ke jaman ibu bapaknya. Atau memaksakan menelan perlakuan saran dari orang lain yang tidak mengerti kondisi dirinya.

    Sekedar pandangan saja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju pak. Memang harus orang tua yang melihat bagaimana anak-anak nya dan dengan pendekatan seperti apa dia harus diberikan pijakan.

      Tidak ada salahnya belajar dari orang lain, namun tetap penerapan utama dalam keluarga adalah kita yang bertanggung jawab sepenuhnya

      Hapus
  6. Infonya menarik mbak , berat banget ya tanggung jawab ortu ... hihihi. terus berkarya sehingga dunia terang dengan ilmu

    Acuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga dengan tulisan-tulisan sederhana bisa mencerahkan banyak orang ya, kak.

      Hapus
  7. Setuju banget dengan tulisannya. Gak bisa dipungkirin sekarang zaman makin maju, teknologi makin berkembang. Tinggal bagaimana sebagai orang tua mempersiapkan diri tanpa menutup mata dengan perkembangan yang ada:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kakak. Orang tua harus belajar dan harus terus belajar demi keluarganya

      Hapus
  8. Generasi digital saat ini sebenarnya kadang menjadi serba salah. Anak dijauhkan dari berbagai teknologi ternyata tak sedikit juga anak yang sekarang udah jago banget membuat berbagai aplikasi atau kreasi lain berbasis digital. Tapi, didekatkan juga ternyata tak seditkit juga anak yang kemudian kecanduan yang arahnya pada sisi negatif. Akhirnya peran orang tua dan lingkungan keluarga menjadi sangat penting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemberian pijakan yang tepat memang menjadi langkah awal dalam memberikan tanggung jawab kepada anak-anak

      Hapus
  9. Sepakat, orangtua harus punya kontrol penuh terhadap anaknya. Dirumah saya sudah lama tv tidak dihidupkan. Itu semua dilakukan karena tanda sayang kita kepada anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren kakak. Saya masih digunakan hanya untuk beberapa tontonan saja dan beberapa waktu saja, kak. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak ya, kak, aamiin

      Hapus
  10. Bagus, informasinya suka jadi bahan bacaan terimakasih informasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkenan mampir ke blog sederhana saya

      Hapus
  11. Adik saya masih kecil, udah mulai kenal sama gadget. Sedih sih rasanya, kalo gak dikasih dianya merengek nangis gitu. Kadang sedih juga karena di rumah aja gk ada temen main. Palingan nonton tv, hem masih pelan-palan untuk dikurangi penggunaan gadget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelum memegang gagdet bisa diberikan perjanjian atau pijakan dahulu, kak. Jadilah dia tahu bagaimana fungsi dan manfaat dari gadget itu sendiri

      Hapus
  12. Berat tanggung jawab orang tua saat zaman digital seperti ini harus pintar pintar mengajak anak berbuat baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kakak. Semoga kita dimudahkan dalam mendidik anak-anak ya, kak, aamiin

      Hapus
  13. Bener kak, saya pun merasakan sebagai kakak untuk bertanggung jawab mengawasi adik saya di Generasi jaman digital

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akan sangat luar biasa sekali kalau kakaknya ikut berperan aktif dan berpartisipasi dalam mendidik adiknya. Keren

      Hapus
  14. makasih mbak tips nya semoga saja kita selalu dalam tuhan yang maha esa #Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih sudah berkenan mampir ke blog sederhana saya, kak

      Hapus
  15. Memang semua Orang Tua wajib bertanggung jawab atas perilaku anak kedepannya, apalagi diera digital yang penuh tipu daya begini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak ya, kak. Aamiin

      Hapus

Posting Komentar